Belakangan ini banyak banget wara wiri di social media tentang anak yang nggak mau makan. Semakin stress ibunya, semakin emoh anaknya makan dan seterusnya… Kalau Jasper dan Levia gimana?? Mereka sampe sekarang (Jasper udah ampir 4 tahun dan Levia sekarang 15 bulan) hampir nggak pernah yang namanya susah makan… Kecuali kalau mau tumbuh gigi atau pas mereka lagi sakit. Ini mamanya yang beruntung atau saya ketemu metode yang pas sama mereka ya… 😊
Saya bukannya mau sok-sokan kasih tips, tapi mau berbagi saja apa yang saya dan suami diskusikan untuk soal makanan. Kami soalnya emang agak rewel kalau soal beginian, apalagi background saya sebagai food technology dengan kerjaan yang salah satunya ngurusin nutrition factsnya makanan kemasan. Kalau makanannya tidak optimal, gimana anak pekembangannya bisa optimal? Ini bukan cuma masalah berat badan menurut saya, tapi juga perkembangan otak mereka.
1. Anak makan apa yang kita makan
Mau anak suka sayuran? Ya mama papanya juga harus suka dong… Jangan mama papanya makan pizza, ehhh anaknya disuruh makan wortel rebus 😂😂 Kalau salah satu orang tuanya picky eater, biasanya anaknya juga ikutan.
Jadi… Kalau anak mau dibikin suka raw vegetable, ya mama papanya juga harus kompak dong 😊😊 Saya percaya anak selalu memperhatikan tingkah laku kita, termasuk kebiasaan kita makan. Karena itu untuk saya dan suami penting untuk mengubah pola makan kami, biar anak-anak makannya juga lebih sehat.
Untungnya malah double buat kami, anak pinter makanan sehat dan orang tuanya juga jadi lebih sehat 🙂 🙂
2. Makan bersama anak
Saat dirumah sebisa mungkin saya dan suami selalu makan bersama sama anak-anak dengan makanan yang sama. Tentunya karena Levia masih 15 bulan, makanan Levia hanya sedikit diberi bumbu. Tapi keliatannya ya sama 🙂
Saya berusaha untuk tidak 100% fokus pada anak saat makan. Saya berusaha memberi ruang untuk mereka untuk menikmati dan bereksperimen dengan makanan mereka. Untuk Levia saya dari awal menggunakan kombinasi makanan yang dilembekkan dan makanan yang utuh (contoh: kentang rebus).
3. Memberi makan tanpa paksaan
Saya tidak pernah memaksa apalagi sampai marah-marah dalam menyuapin anak. Karena dengan emosi biasanya malah anak makin nggak mau makan. Biasanya saya hanya nyari ide gimana biar makan tidak membosankan.
Tapiiii… saya nggak pernah mulai untuk ikut2an jalan dibelakang anak, sambil nyuapin anak. Big No!!!! Kalaupun Jasper nggak sabar dan mau jalan-jalan sambil makan, Jasper yang harus ke saya dan bukan sebaliknya 😎
Kalaupun contohnya pas makan malam akhirnya makannya nggak banyak, biasanya kira-kira 2 jam kemudian saya tawarin lagi makan yang lain. Saya tidak pernah menawari makanan lain, saat makanan sudah tersaji di meja makan. Semua anggota keluarga ‚harus‘ makan semua makanan yang tersaji. Tentunya saya perhatikan apa yang saya, suami dan anak-anak suka atau tidak.
4. Masak yang simple
Ini menurut saya penting banget, apalagi untuk mpasi pas awal-awal. Saya selalu bikin yang simple dan cepet. Biar kalau anak lagi nggak nafsu makan, sayanya nggak baper 🤣
5. Ajak masak bersama
Masak sama anak emang rempong dan butuh kesabaran extra, tapi ini selalu jadi quality time saya dan Jasper (Levia masih terlalu kecil). Biasanya saya cari resep yang simple dan pasti jadi. Setelah diajak masak bersama, biasanya Jasper makannya juga lahap sekaliii…
Intinya saya yakin kalau anak itu tidak pernah mendengarkan apa yang kita bilang. Beribu-ribu kali kita bilang kalau makan itu penting atau buah dan sayuran itu sehat tapi kalau kitanya tidak memberikan contoh yang baik, maka anak akan lebih ikut pola makan kita yang jelek 🙂
Contoh di atas berhasil diterapkan sama Jasper dan Levia, tapi belum tentu berhasil juga sama anak yang lain ya… Tapi berbagi pengalaman, siapa tau bisa membantu atau sekedar memberi ide 🙂